Akal dan hati pada zaman yunani kuno
Thales
(624-546 SM)
Digelari sebagai bapak filsafat
karena dialah yang pertama kali berfilsafat. Dalam berfilsafat, jawaban yang
dibuatnya amat sederhana dan pertanyaannya jauh lebih berbobot. Masih adakah
orang yang beranggapan bahwa bertanya itu tidak penting?. Pertanyaan yang
dijawab oleh Thales dijawab dengann
menggunakan akal bukan menggunakan agama atau atau kepercayaan lainnya. Dari
sinilah akal mulai digunakan, lepas dari keyakinan.
Anaximander
Ia mencoba menjelaskan bahwa
substansipertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (mayer, 1950:19).
Dia mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, demikian
alasananya. Ia telah memperlihatkan bahwa di dalam filsafat dapat terdapat
lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan
Heraclitus
(544-484 SM)
Menyatakan, “Engkau tidak dapat
terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir.”
(warner, 1961:26). Menurutnya alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah;
sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin.
Parmanides
Dia adalah salah seorang
tokohrelativisme yang penting, kalau bukan yang terpenting. Dia lahir pada
kira-kira 450 SM dikatakan sebgai logikawan pertama dalam sejarah filsafat,
bahkan dapat dikatan filsof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya
didasarkan pada deduksi logis. Bentuk eksterm pernyataan itu ialah bahwa ukuran
kebenaran itu adalah manusia.
Zeno
Lahir pada tahun 490 SM. Ia mulai
memperlihatkan konsekuensi rumus tersebut. Ia dapat merelatifkan kebenaran yang
telah mapan.
Sebagian para filsof menentang orang-orang sofis karena
mereka mau menerima uang ajaran mereka. kebanyakan sofil datang dari kelas
rendah di dalam masyarakat, maka dari itu mereka membutuhkan uang.
Protagoras
Ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran (mayer,
1950:84). Pernyataan ini merupakan tulang punggung humanisme. Pertanyaan yang
muncul ialah apakah yang dumaksukannya manusia inidividu ataukah manusia pada
umumnya. Memang ada dua hal yang menimbulkan konsekuensi yang sungguh berbeda
akan tetapi, tidak ada jawaban yang pasti yang mana yang dimaksud olehnya. Yang
jelas ialah ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi (private).
Gorgias
Ia datang ke atena pada tahun 427 SM
dari leontini. Ada tiga proporsisi yang diajukan olehnya. 1) tidak ada yang
ada, 2) bila sesuatu itu ada, ia tidak akan dapat diketahui, 30 sekalipun
realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita kita beritahukan
kepada orang lain.
Socrates
Ajaran bahwa semua kebenraran itu
relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang mapan, mengguncangkan
keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan.
Inilah sebabnya mengapa socrates harus bangkit, ia meyakini orang athena bahwa
tidak semua kebenaran itu relatif;ada kebenaran umum yang dapat dipegang oleh
semua orang.
Plato
Ia adalah seorang murid dan teman
socrates, memperkuat pendapat guru itu. Menurut Plato, kebenaran umumu itu
bukan dibuat dengan cara dialog yangg induktif seperti socrates; pengertian
umum itu sudah tersedia di “sana” di alam idea.. utuk menjelaskan hakikat idea
tersebut ia mengarang mitospenunggu gua yang sangat terkenal itu, yang
dimuatnya dalam dialog politeia.
Aristoteles
Ia adalah murid dan juga teman serta
guru plato, adalah orang yang mendapat pendidikan yang baik sebelum menjadi
filsofkeluarganya dalah orang-orang yang tertarik dengan ilmu kedokteran. Sifat
saintifik ini besar pengaruhnya pada aristoteles, ia tertarik pada fakta yang
spesifik dan juga yang umum (universal). Ia biasanya memulai dari gejala
partikular meunju kongklusi, ia sangat tertarik dengan pengetahuan kealaman
dalam filsafatnya, dan karena itu ia mementingkan observasi. Aristoteles
menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenarannya.
Sumber
Buku : Prof. Dr. Ahmad Tafsir. (2013). Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hlm. 47.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar