Faktor-faktor
yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
mungkin ada sumber sebab-sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu
sendiri dan ada yang letaknya di luar.[1]
Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai
berikut.
1. Bertambah
atau Berkurangnya Penduduk
Berkurangnya penduduk mungkin
disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah
lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduk menimbukan kekosongan,
misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifiksi sosial, yang memengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah berlangsung
berates-ratus ribu tahun lamanya di dunia ini. Hal itu sejajar dengan bertambah
banyaknya manusia penduduk bumi ini. Pada masyarakat-masyarakat yang mata
pencaharian utamanya berburu, perpindahan sering kali dilakukan, yang
tergantung dari persediaan hewan-hewan buruannya. Apabila hewan-hewan tersebut
habis, mereka akan berpindah ke tempat-tempat lainnya seperti manusia purba.
2. Penemuan-penemuan
Baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan
yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak teralu lama
disebut dengan inovasi atau innovation.[2]
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat
dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery
dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayan yang baru, baik berupa
alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau
serangkaian ciptaan para individu.
Misalnya
penemuan mobil, kereta api, dan jalan kereta api, telepon, dan sebagainya
menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di daerah pinggiran kota
yang dinamakan suburb.
Proses penerimaan perubahan berbagai
faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya:
a. Terbiasanya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
b. Jika
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang
ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami kelambatan dan harus disensor
dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
c. Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru. Misalnya, sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
d. Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
baru tersebut.
e. Apabila
unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannnya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
3. Pertentangan
(Conflict) Masyarakat
Umumnya masyarakat tradisional di
Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingn
masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi
sosial. Tidak jarang timbul pertentangan atara kepentingan individu dengan
kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan
perubahan-perubahan.
Contoh:
Perubahan yang disebabkan Konflik
Pada
masyarakat Batak dengan sistem kekeluargaan patrilineal murni,[3]
terdapat adat istiadat bahwa apabila suami meninggal, keturunannya berada di
bawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya proses individualisasi
terutama pada orang-orang Batak yang pergi merantau, kemudian terjadi
penyimpangan. Anak-anak tetap tinggal pada ibunya, walaupun hubungan antara si
ibu dengan keluarga almarhum suaminya telah putus karena meninggalnya suami.
Keadaan tersebut membawa perubahan besar pada peranan keluarga batih dan juga
pada kedudukan wanita, yang selama ini dianggap tidak mempunyai hak apa-apa
apabila dibandingkan dengan laki-laki.[4]
4. Terjadinya
Pemberontakan atau Revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober
1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar pada Negara
Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi
dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga
kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih, mengalami
perubahan-perubahan yang mendasar.
Suatu perubahan sosial dan kebudayan
dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu
sendiri, antara lain sebagai berikut.
a. Sebab-sebab
yang Berasal dari Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
b. Peperangan
c. Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain
[1]
Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi, op.cit., hlm. 489. Mac Iver dan Page dalam bukunya Society, an introductory analysis, menyebutkan
lingkungan alam fisik, faktor teknologi dan faktor kebudayaan sebagai penyebab
perubahan-perubahan. Lihat hlm. 509, 531, 542, 574 dari buku tersebut.
[2]
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta:
Penerbit Universitas, 1965), hlm. 135 dan seterusnya.
[3]
Artinya, penghubung garis
keturunan laki-laki belaka.
[4]
R. Soepomo, De verhouding van individu en
gemeenschap in het adatrecht, rede uitgesproken bij de aanvaarding van het
ambt van buitengewoon hoogleraar in het adatrecht aan de Rechtshogeschool the
Batavia op. 31 Maret 1941, J.B. Wolters Gronigren, Batavia, 1941, hlm. 20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar