Minggu, 25 Desember 2016

Lahirnya Filsafat Islam



Lahirnya Filsafat Islam

          Setelah kaisar Yustianus menutup akademi Neoplatonisme di Athena, beberapa guru besar hijrah ke Kresipon yahun 527, yang kemudian disambut oleh Kaisar Khusraw tahun 529. Setelah itu ditempat yang baru mengadakan kegiatan menajar filsafat, mereka dalam waktu 20 tahun di samping mengajarkan filsafat, juga mempengaruhi lahirnya lembaga-lembaga yang mengajarkan filsafat seperti di Alexandria, Athipia, Beirut.
          Sifat khas orang-orang Arab saat itu yang hidup mengembara (khafilah) bergeser pada proses urbanisasi, kemudian diikuti pudarnya dasar kehidupan asli yang terpendam dalam jiwa Arab. Dahulu orang Arab mengutamakan kejantanan dalam menghadapi hidup yang serba keras, karena terpengaruh keadaan geografis (luasnya padang pasir). Setelah proses urbanisasi, mereka terikat oleh birokrasi dan mengalami krisis identitas dalam bidang sosial dan agama (dari pola mengembara ke pola ketertiban).
          Stelah mendapatkan kemapanan, mereka mengalami proses akulturasi penguasaan ilmu. Maka mulailah mengadakan kontrak intelektual yang pada saat itu tersedia warisan pemikiran Yunani. Proses akulturasi tersebut terjadi lewat dua jalur, yaitu Via Diffusa (kontak pergaulan sehari-hari) dan Via Bruditorum (kehendak mencari karya-karya Yunani).
          Proses akulturasi ini mencapai puncaknya dengan didirikannya lembaga-lembaga pengajaran, penterjemahan, dan perpustakaan. Misalnya, tahun 833 Khalifah Al-Ma’mun (Bagdad) mendirikan bait Al-Hikmah, tahun 972 Khalifah Hakam (Qahirah) mendirikan Jami’at Al-Azhar. Pusat-pusat ilmu pengetahuan tersebut didirikan oleh Kufah, Fustat, Basrah, Samarrah, dan Nishapur. Kenyataan inilah yang membuktikan bahwa filsafat Yunani berperan sebagai alat integrasi sosial baru.


Sumber : Asmoro Achmadi. (2009). Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm. 98.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar