Globalisasi Dan
Lingkungan Teknologi
A.
Latar Belakang
Dunia ini kayak dengan perbedaan (diversity) dan keragaman (multiplicity) tentang pandangan bahasa,
agama, adat istiadat, budaya dan sebgainya yang menjadikan kita sebagai makhluk
yang unik. Dalam perkembangannya, meskipun kita dalam perbedaan, tetapi kita
tetap mengalami perbedaan kemajuan. Sebagai contoh antara Pulau Jawa dan
Sumatra sebenarnya bukan dipisahkan oleh Selat Sunda, tetapi dihubungkan oleh
Selat Sunda.
Pandangan modern seperti itu
menyebabkan dunia semakin sempit yang didukung oleh perkembangan IPTEK yang
begitu cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Menurut Kamus
Bahasa Inggris Longman Dictionary of
Contemporary English mengartikan global sebagai ‘Concerning the whole earth’. Sesuatu yang berkaitan dengan dunia
internasional atau seluruh jagad raya. Sesuatu yang dimaksudkan disini dapat
berupa masalah, kejadian , kegiatan, atau bahkan sikap.
Globalisasi informasi yang terjadi
sekarang ini dimungkinkan oleh penggunaan media elektronik dalam mengirim dan
menerima informasi melalui radio, televisi, dan juga melalui jaringan internet.
Efek yang dimungkinkan oleh penggunaan radio dan televisi adalah bahwa ruang
dan waktu menjadi kecil, karena apa yang terjadi di belahan dunia bagian barat,
sudah dapat diketahui di dunia bagian timur satu jam sesudah terjadinya
peristiwa itu. Para ahli menyebutnya sebagai gejala time-space compression atau menyusutnya ruang dan waktu.
Di sisi lain, betapapun luas jangkauannya
ternyata penggunaan radio dan televisi ternyata masih dapat diawasi oleh
kekuasaan politik suatu negara. Jadi, jika pemerintah tidak mengizinkan, maka
radion dan televisi tidak dapat menyiarkannya. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku pada internet. Karena hubungan melalui internet dan e-mail tidak bisa
diawasi dan dibatasi oleh pemerintah mana pun. Selain itu, media internet ini
memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tak terbatas, dalam waktu
yang lebih cepat dari radio dan televisi, dan dengan biaya yang jauh lebih
murah. Informasi atau gagasan yang dimuat dalam internet dapat berupa apa saja
dan dapat dikirim oleh siapa saja, tanpa memerlukan litensi atau bukti
kompetensi apa pun. Keadaan ini membawa beberapa akibat sosial budaya.
Pertama,
mengecilnya ruang dan waktu sehingga sehingga menyebabkan hampir tidak ada
kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang
berbagai situasi dan keadaan di tempat lain dapat menciptakan suatu pengetahuan
umum yang jauh lebih luas dan aktual dari yang ada sebelumnya. Sebaliknya,
informasi yang cepat ini semakin memudahkan sekelompok orang di suatu tempat
untuk merancang kejahatan bagi kelompok lain yang berada sangat jauh.
Kedua,
dalam bidang politik batas-batas territorial suatu negara menjadi tidak
relevan. Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi.
Ketiga,
suatu gejala yang amat dahsyat pengaruhnya, adalah bahwa dalam internet atau
dalam cyberspace, semua kategori social space menjadi tidak relevan.
Perbedaan sosial yang berlaku dalam masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin,
agama, status sosial, tingkat pendidikan, besarnya pendapatan, atau tinggi
rendahnya reputasi atau jabatan tidak ada artinya dalam cyberscape.
Berbagai gejala globalisasi
sebagaimana disebutkan di atas mau tak mau membawa akibat juga dalam tata
kehidupan manusia, dalam pola tingkah laku, dan bahkan dalam sistem nilai yang
berlaku. Selanjutnya perkembangan itu akan sangat memengaruhi kedudukan negara
sebagai satu-satunya yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang mengatur kehidupan
bersama. Gejala globalisasi tersebut secara umum menunjukan suatu tendensi,
yakni masyarakat dan kebudayaan umat manusia yang sedang bergerak menuju suatu
keterbukaan yang jauh lebih besar dari keadaan sebelumnya. Dan yang terjadi
sekarang ini adalah bahwa struktur-struktur sosial masyarakat ini menjadi lebih
terbuka. Istilah sosiologi yang lebih tepat untuk melukiskan gejala ini adalah societal opening.
Persolaan moral yang akan selalu
dihadapi adalah berupa seberapa jauh keterbukaan masyarakat dan kebebasan atau
pembebasan baru dalam kebudayaan ini, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
masalah otonomi. Masalah filosofis yang timbul adalah bahwa dengan kebebasan
yang kecil, otonomi tetap dapat dikembangkan secara maksimal. Di sisi lain, hal
yang menetukn terhadap laju percepatan pembangunan nasional terutama dalam era
globalisasi dapat dianalisis dari dua karakteristik dominan.
Pertama, era globalisasi ditandai
dengan terbukanya secara luas hubungan antarbangsa antarnegara yang didukung
dengan transparansi dalam informasi. Kedua, era globalisasi membuka peluang
semua bangsa dan negara di dunia untuk dapat mengetahui potensi, kemampuan, dan
kebutuhan masing-masing.
Salah satu kemampuan penting suatu
negara adalah kemampuan dalam menguasai teknologi. Mengacu pada dua
karakteristik di atas, upaya perlindungan terhadap hak atas kekayaan
intelektual yang sudah saatnya menjadi perhatian, kepentingan, dan kepedulian
semua pihak agar tercipta kondisi yang kondusif bagi tumbuh kembangnya kegiatan
inovatif dan kreatif yang menjadi syarat batas dalam menumbuhkan kemampuan
penerapan, pengembangan dan penguasaan teknologi. Kiranya sulit dipungkiri,
bahwa tanpa penerapan, pengembangan dan penguasaan teknologi, pembangunan
nasional tidak akan berjalan dengan laju kecepatan yang cukup untuk dapat
menempatkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya.
Penerapan pengembangan dan penguasaan
teknologi selalu diawali dan dibarengi dengan upya alih teknologi. Pada tahap
lanjut dari upaya alih teknologi untuk mengejar ketinggalan dalam tingkat
pengembangan dan penguasaan teknologi diperlukan kegiatan yang bersifat kreatif
dan inovatif agar dapat memiliki kemampuan untuk dapat menciptakan
teknologi-teknologi baru. Penerapan pengembangan dan penguasaan teknologi
tidaklah mungkindapat dicapai dengan baik, tanpa didukung dengan budaya kreatif
dan inovatif dari sebagian besar masyarakat.
Laju pertumbuhan IPTEK yang terus
meningkat dari waktu ke waktu, hanya memberikan peluang kepada masyarakat yang
dinamik untuk dapat mengejar perkembangan tersebut. Budaya kreatif dan inovatif
merupakan cirri menonjol dan faktor menentukan dalam dinamika masyarakat untuk
menerapkan, mengembangkan dan menguasai teknologi, dan juga hal ini merupakan
kunci peberhasilan penguasaan IPTEK dari suatu bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar