Minggu, 25 Desember 2016

Globalisasi Dan Lingkungan Teknologi



Globalisasi Dan Lingkungan Teknologi

A.    Latar Belakang
          Dunia ini kayak dengan perbedaan (diversity) dan keragaman (multiplicity) tentang pandangan bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan sebgainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik. Dalam perkembangannya, meskipun kita dalam perbedaan, tetapi kita tetap mengalami perbedaan kemajuan. Sebagai contoh antara Pulau Jawa dan Sumatra sebenarnya bukan dipisahkan oleh Selat Sunda, tetapi dihubungkan oleh Selat Sunda.
          Pandangan modern seperti itu menyebabkan dunia semakin sempit yang didukung oleh perkembangan IPTEK yang begitu cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Menurut Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English mengartikan global sebagai ‘Concerning the whole earth’. Sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh jagad raya. Sesuatu yang dimaksudkan disini dapat berupa masalah, kejadian , kegiatan, atau bahkan sikap.
          Globalisasi informasi yang terjadi sekarang ini dimungkinkan oleh penggunaan media elektronik dalam mengirim dan menerima informasi melalui radio, televisi, dan juga melalui jaringan internet. Efek yang dimungkinkan oleh penggunaan radio dan televisi adalah bahwa ruang dan waktu menjadi kecil, karena apa yang terjadi di belahan dunia bagian barat, sudah dapat diketahui di dunia bagian timur satu jam sesudah terjadinya peristiwa itu. Para ahli menyebutnya sebagai gejala time-space compression atau menyusutnya ruang dan waktu.
          Di sisi lain, betapapun luas jangkauannya ternyata penggunaan radio dan televisi ternyata masih dapat diawasi oleh kekuasaan politik suatu negara. Jadi, jika pemerintah tidak mengizinkan, maka radion dan televisi tidak dapat menyiarkannya. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku pada internet. Karena hubungan melalui internet dan e-mail tidak bisa diawasi dan dibatasi oleh pemerintah mana pun. Selain itu, media internet ini memungkinkan pengiriman informasi dalam jumlah yang tak terbatas, dalam waktu yang lebih cepat dari radio dan televisi, dan dengan biaya yang jauh lebih murah. Informasi atau gagasan yang dimuat dalam internet dapat berupa apa saja dan dapat dikirim oleh siapa saja, tanpa memerlukan litensi atau bukti kompetensi apa pun. Keadaan ini membawa beberapa akibat sosial budaya.
          Pertama, mengecilnya ruang dan waktu sehingga sehingga menyebabkan hampir tidak ada kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi. Informasi tentang berbagai situasi dan keadaan di tempat lain dapat menciptakan suatu pengetahuan umum yang jauh lebih luas dan aktual dari yang ada sebelumnya. Sebaliknya, informasi yang cepat ini semakin memudahkan sekelompok orang di suatu tempat untuk merancang kejahatan bagi kelompok lain yang berada sangat jauh.
          Kedua, dalam bidang politik batas-batas territorial suatu negara menjadi tidak relevan. Batas negara tidak lagi menjadi batas informasi.
          Ketiga, suatu gejala yang amat dahsyat pengaruhnya, adalah bahwa dalam internet atau dalam cyberspace, semua kategori social space menjadi tidak relevan. Perbedaan sosial yang berlaku dalam masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, status sosial, tingkat pendidikan, besarnya pendapatan, atau tinggi rendahnya reputasi atau jabatan tidak ada artinya dalam cyberscape.
          Berbagai gejala globalisasi sebagaimana disebutkan di atas mau tak mau membawa akibat juga dalam tata kehidupan manusia, dalam pola tingkah laku, dan bahkan dalam sistem nilai yang berlaku. Selanjutnya perkembangan itu akan sangat memengaruhi kedudukan negara sebagai satu-satunya yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang mengatur kehidupan bersama. Gejala globalisasi tersebut secara umum menunjukan suatu tendensi, yakni masyarakat dan kebudayaan umat manusia yang sedang bergerak menuju suatu keterbukaan yang jauh lebih besar dari keadaan sebelumnya. Dan yang terjadi sekarang ini adalah bahwa struktur-struktur sosial masyarakat ini menjadi lebih terbuka. Istilah sosiologi yang lebih tepat untuk melukiskan gejala ini adalah societal opening.
          Persolaan moral yang akan selalu dihadapi adalah berupa seberapa jauh keterbukaan masyarakat dan kebebasan atau pembebasan baru dalam kebudayaan ini, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah masalah otonomi. Masalah filosofis yang timbul adalah bahwa dengan kebebasan yang kecil, otonomi tetap dapat dikembangkan secara maksimal. Di sisi lain, hal yang menetukn terhadap laju percepatan pembangunan nasional terutama dalam era globalisasi dapat dianalisis dari dua karakteristik dominan.
          Pertama, era globalisasi ditandai dengan terbukanya secara luas hubungan antarbangsa antarnegara yang didukung dengan transparansi dalam informasi. Kedua, era globalisasi membuka peluang semua bangsa dan negara di dunia untuk dapat mengetahui potensi, kemampuan, dan kebutuhan masing-masing.
          Salah satu kemampuan penting suatu negara adalah kemampuan dalam menguasai teknologi. Mengacu pada dua karakteristik di atas, upaya perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang sudah saatnya menjadi perhatian, kepentingan, dan kepedulian semua pihak agar tercipta kondisi yang kondusif bagi tumbuh kembangnya kegiatan inovatif dan kreatif yang menjadi syarat batas dalam menumbuhkan kemampuan penerapan, pengembangan dan penguasaan teknologi. Kiranya sulit dipungkiri, bahwa tanpa penerapan, pengembangan dan penguasaan teknologi, pembangunan nasional tidak akan berjalan dengan laju kecepatan yang cukup untuk dapat menempatkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya.
          Penerapan pengembangan dan penguasaan teknologi selalu diawali dan dibarengi dengan upya alih teknologi. Pada tahap lanjut dari upaya alih teknologi untuk mengejar ketinggalan dalam tingkat pengembangan dan penguasaan teknologi diperlukan kegiatan yang bersifat kreatif dan inovatif agar dapat memiliki kemampuan untuk dapat menciptakan teknologi-teknologi baru. Penerapan pengembangan dan penguasaan teknologi tidaklah mungkindapat dicapai dengan baik, tanpa didukung dengan budaya kreatif dan inovatif dari sebagian besar masyarakat.
          Laju pertumbuhan IPTEK yang terus meningkat dari waktu ke waktu, hanya memberikan peluang kepada masyarakat yang dinamik untuk dapat mengejar perkembangan tersebut. Budaya kreatif dan inovatif merupakan cirri menonjol dan faktor menentukan dalam dinamika masyarakat untuk menerapkan, mengembangkan dan menguasai teknologi, dan juga hal ini merupakan kunci peberhasilan penguasaan IPTEK dari suatu bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar