Senin, 26 Desember 2016

PENGERTIAN FILSAFAT



PENGERTIAN FILSAFAT

          Ketika seseorang bertanya dan mencari tentang hakikat sesuatu dan pencarian itu terus-menerus menjadi pemikiran, maka pada saat itu dapat dikatakan bahwa orang tersebut sedang mecari makna terdalam dari sesuatu yang dicarinya, kondisi demikian dalam pengertian filsafat dipahami sebagai proses berpikir lebih tajam dan merasakan sesuatu lebih dalam.
          Dalam bahasa Yunani, kata filsafat disebut philosophia, yang mengandung makna majemuk, terdiri atas dua kata, yaitu philos dan sophia. Philos diartikan sebagai kasih sayang dan cinta, sedangkan kata sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan, sehingga kata philosophia yang berasal dari bahasa Yunani tersebut dapat diartikan sebagai; cinta kebijaksanaan (the love f wisdom), cinta kedamaian, cinta ketertiban, cnta kebenaran, cinta keindahan (the love of truth) dan cinta kenyamanan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diulas kembali beberapa pengertian filsafat menurut para filosof terkemuka.
1.                  Plato (427-347 SM)
Dengan metode dialektika (diskusi), Plato mengembangkan pengetahuan kefilsafatan. Palto mengatakan bahwa filsafat harus berlangsung dengan mengkritik pendapat-pendapat yang berlaku. Jadi, kearifan dan pengetahuan intelektal itu diperoleh melalui suatu proses pemeriksaan secara kritis, diskusi dan penjeasan ide serta gagasan.
2.                  Aristoteles (384-322 SM)
Dalam bukunya yang berjudul “Metafpysics”, dia mengemukakan bahwa filsafat sebagai ilmu mempelajari tentag  sesuatu yang ada sebagai hal yang berbeda dengan bagian-bagiannya yang satu atau lainnya. Filsafat juga dianggap sebagi ilmu yang pertamadan terakhir sebab secara logis disyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus dikuasai, sehingga untuk memahaminya orang harus menguasai ilmu-ilmu yang lain juga.
3.                  Sir Francis Bacon (1561-1626 M)
Pemikirannya menjadi titik kebangkitan filsafat modern yang menyatakan bahwa filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu. Filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.
4.                  Rene Descartes (1590-1650)
Tokoh ini berpendapat bahwa filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjai pokok penyelidikan (Hasbullah Bakry, 1971).
5.                  Immanuel Kant (1724-1804)
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yag menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
6.                  G.W.F Hegel (1770-1831)
Hegel menggambarkan filsafat sebagai landasan maupun pencerminan dari peradaban. Sejarah filsafat merupakan pengungkapan sejarah peradaban dan begitu pula sebaliknya.
7.                  Herbert Spenser (1820-1903)
Bagi Spenser, filsafat masih tepat untuk dipertahankan bahkan perlu terus dikembangkan sebagainama bagi pegetahuan tentang generalitas yang tingkatnya paling tinggi. Ini secara diam-diam dikuatkan oleh tercakupnya Tuhan, alam dan manusia dalam lingkungannya.
8.                  John Dewey (1859-1952)
Tokoh pragmatisme ini berpendapat bahwa filsafat harus dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia dalam melakukan penyesuaian kumpulan tradisi secara terus menerus yang membentuk budi manusia yang sesunguhnya terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik baru dan yang tidak sejalan dengan wewenang yang diakui. Jadi, filsafat merupakan alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan.
9.                  Betrand Russell (1872-1970)
Ahli filsafat ini memandang filsafat sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan. Filsafat memeriksa secara kritis asas-asas yang dipakai dalam ilmu dan kehidupan sehari-hari, dan mecari suatu ketidakselarasan yang dapat terkandung di dalam asas-asas itu.
10.              Al Farabi
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud, bagaimamana hakikat yang sebenarnya.
11.              Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan, keabadian, dan kebebasan.
12.              Hasbullah Bakry
Imu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat mengahasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu (Abbas Hamami M., 1976, h. 2-3)
13.              N. Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-seba  ‘ada’ dan ‘berbuat’ permenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-sedalamnya, sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.
14.              Notonagoro
Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat.
15.              Ir. Poedjawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka (Lasiyo dan Yuwono, 1985, h. 11).



Sumber : Prof. Dr. Dra. Hj. Erliana Hasan, M.Si. 2011. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Ilmu Pemerintahan. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal. 1-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar