Pendidikan
Karakter secara Terpadu Melaui Managemen Sekolah
Siregar menyatakan bahwa managemen
adalah proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pelaksanaan, dan pengendalian. Semua itu dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu dan seni agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Managemen juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki
tujuan bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam managemen, terkandung
pengertian pemanfaatan sumber daya untuk tercapainya tujuan. Sumber daya adalah
unsur-unsur dalam managemen, yaitu manusia (man),
bahan (materials), mesin atau
peralatan (machines), metode atau
cara kerja (methods), modal uang (money), dan informasi (information). Sumberdaya bersifat
terbatas sehingga tugas manager harus mengelola keterbatasan sumber daya secara
efisien dan efektif agar tujuan tercapai.
Proses managemen adalah proses yang
berlangsung terus-menerus, yang dimulai dari membuat perencanaan dan pembuatan
keputusan (planning);
pengorganisasikan (organizing);
menerapkan kepemimpinan untuk menggerakkan sumber daya (actuating); hingga melaksanakan pengendalian (controlling).
Proses tersebut sering disebut
dengan konsep POAC (Planning-Organizing-Actualing-Controlling),
yang berasal dari Barat. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang dimiliki
Jepang, yang dikenal dengan pendekatan PDCA (Plan-Do-Check-Action). Dalam konteks dunia pendidikan, yang
dimaksudkan dengan managemen pendidikan adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan uraian sebelumnya,
keterkaitan antara nilai-nilai perilaku dengan komponen-komponen moral karakter
(knowing, feeling, dan action)
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame, lingkungan, kebangsaan, dan
internasional membentuk suatu karakter manusia yang unggul (baik).
Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan
yang dimaksudkan berupa pembentukan karakter dalam pendidikan yang
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai.
Sebagai suatu system pendidikan,
dalam pendidikan karakter juga terdiri atas unsur-unsur pendidikan, yang
selanjutnya akan dikelola melalui bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian. Unsure-unsur pendidikan karakter yang akan direncanakan,
dilaksanakan, dikendalikan tersebut antara lain meliputi nilai-nilai karakter
kompetensi kelulusan, muatab kurikulum nilai-nilai karakter, nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran, nilai-nilai pendidik dan tenaga kependidikan,
serta nilai-nilai karakter pembinaan peserta didik.[1]
Menegemen yang diterapkan dalam pendidikan karakter harus bersifat
partisipatif, demokratis, elaboratif, dan eksploratif sehingga semua pihak
merasakan kemajuan secara signifikan.
Sumber : Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Hal. 60.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar