Senin, 26 Desember 2016

Pilar Pendidikan Karakter



Pilar Pendidikan Karakter

            Menurut Suparlan, para penggiat pendidikan karakter mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter meliputi 9 (Sembilan) pilar yang saling kait mengait. Berikut adalah kesembilan pilar tersebut:
1.      Responsibility (tanggung jawab).
2.      Respect (rasa hormat).
3.      Fairness (keadilan).
4.      Courage (keberanian).
5.      Honesty (kejujuran).
6.      Citizenship (kewarganegaraan).
7.      Self-discipline (disiplin diri).
8.      Caring (peduli).
9.      Perseverance (ketekunan).
            Dalam 9 pilar tersebut dijelaskan bahwa nilai-nilai dasar kemanusiaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan bervariasi antara lima sampai sepuluh aspek. Selain itu, pendidikan karakter memang harus dimulai dibangun dirumah (home), dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah (school), bahka diterapkan secara nyata di dalam masyarakat (community), dan bahkan termasuk di dalamnya adalah dunia usaha dan dunia industry (business).
            Suyanto juga menyebutkan Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal manusia, yang kelihatan sedikit berbeda dengan Sembilan karakter pilar yang telah disebutkan sebelumnya. Sembilan pilar kaarkter itu adalah sebagai berikut :
1.      Cinta Tuhan dan segenap Ciptaan-Nya.
2.      Kemandirian dan tanggung jawab.
3.      Kejujuran atau amanah.
4.      Hormat dan santun.
5.      Dermawan, suka tolong-menolong, dan gotong royong atau kerja sama.
6.      Percaya diri dan pekerja keras.
7.      Kepemimpinan dan keadilan.
8.      Baik dan rendah hati.
9.      Toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
            Jumlah dan jenis pilar yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain, tergantung pada kepentingan dan kondisinya masing-masing. Sebagai contoh, pilar toleransi, kedamaian, dan kesatuan menjadi sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan bangsa dan Negara. Perbedaan jumlah dan jenis pilar karakter tersebut juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap pilar-pilar tersebut. Sebagai contoh, pilar cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya tidak ditonjolkan karena ada pandangan dan pemahaman bahwa pilar tersebut telah tercermin ke dalam pilar-pilar yang lainnya.
            Itulah sebabnya, ada sekolah yang memilih enam pilar yang akan menjadi penekanan dalam pelaksanaan pendidikannya, SD Westwood menekankan pentingnya enam pilar karakter yang akan dikembangkan. Berikut keenam pilar tersebut:
1.      Trustworthiness (rasa percaya diri).
2.      Respect (rasa hormat).
3.      Responsibility (rasa tanggung jawab).
4.      Caring (rasa kepedulian).
5.      Citizenship (rasa kebangsaan).
6.      Fairness (rasa keadilan).
            Pilar karakter manakah yang harus dikembangkan di Indonesia? Sesungguhnya, semua pilar karakter tersebut memang harus dikembangkan secara holistik melalui system pendidikan nasional di negeri ini. Namun, secara spesifik memang juga ada pilar-pilar yang perlu memperoleh penekanan. Sebagai contoh, pilar karakter kejujuran (honesty) sudah pasti haruslah mendapatkan penekanan di negeri ini masih banyak tindak KKN dan korupsi. Demikian juga dengan pilar keadilan (fairness), yang harus lebih memperoleh penekanan karena kanyataan di lapangan menunjukan adanya ketidakadilan.
            Untuk yujuan khusus, misalnya membangkitkan semangat bagi para olahragawan yang akan bertanding ditingkat internasional, maka pilar percaya diri (trustworthiness) dan keberanian (courage) juga harus mendapatkan penekanan tersendiri. Akhirnya, dengan pendidikan yang dapat meningkatkan semua potensi kecerdasan anak-anak bangsa, dan dilandasi dengan pendidikan karakternya, diharapkan anak-anak bangsa akan memiliki daya saing yang tinggi untuk hidup damai dan sejahtera, serta sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang semakin maju dan beradab.[1]

Sumber : Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Hal. 49.


[1] Suparlan.com, yang diakses pada lima juni 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar