Pengertian
Pengangguran
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
dalam indicator ketenaga-kerjaan, pengangguran merupakan penduduk yang tidak
bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha
baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja,
tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja,
sedang mencari kerja, nekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang berusaha mendapatkan pekerjaan. Pengangguran adalah masalah
makro ekonomi yang memengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang
paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan
standar kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika
pengangguran menjadi topik yang sering di bicarakan dalam perdebatan politik
dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan
membantu menciptakan lapangan kerja (N. Gregory Mankiw, 2003: 150).
Ada beberapa pengertian tentang
pengangguran yang dikemukakan oelh paara ahli, yaitu sebagai berikut.
1.
Secara umum, pengangguran didefinisikan
sebagai keadaan seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force), tetapi tidak memiliki
pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Muana Nanga, 2005: 253).
2.
Sadono Sukirno (2011: 59) mengatakan
bahwa pengangguran adalah keadaan seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya. Oleh karena itu,
seseorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak
tergolong sebagai penganggur.
Beberapa factor yang memengaruhi
tingkat pengangguran, sebagaimana penjelasan Muana Nanga (2005: 26) adalah
sebagai berikut.
1.
Tingkat upah; memegang peranan yang
sangat besar dalam kondisu ketenagakerjaan. Tingkat upah yang berlaku akan
memengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja.
2.
Teknologi; penggunaan teknologi yang
tepat guna akan mengurangi permintaan tenaga kerja sehingga akan meningkatkan
jumlah pengangguran.
3.
Produktivitas; peningkatan produktivitas
tenaga kerja akan mengurangi permintaan tenaga kerja dan hal ini akan
meningkatkan jumlah pengangguran.
4.
Fasilitas modal memengaruhi permintaan
tenaga kerja melalui dua sisi. Pengaruh substitusi ketika bertambahnya modal
akan mengurangi permintaan tenaga kerja. Pengaruh komplementer, yaitu
bertambahnya modal akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk
mengelola modal yang tersedia.
5.
Struktur perekonomian; perubahan
struktur ekonomi menyebabkan penurunan tenaga kerja, terutama tenaga kerja anak
dan tenaga kerja tidak terdidik.
Menurut Zainab Bakir dan Cris Maning
(1984: 35) untuk mengelompokkan pengangguran perlu diperhatikan dimensi-dimensi
yang berkiatan dengan pengangguran, yaitu:
1.
Intensitas pekerjaan (yang berkaitan
dengan kesehatan dan gizi makanan);
2.
Waktu (banyak di antara mereka yang
bekerja ingin bekerja lebih lama);
3.
Produktivitas (kurangnya produktivitas
disebabkan oleh kurangnya sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).
Sumber
Buku : Dr. Adon Nasrullah Jamaludin, M.Ag. 2015. Sosiologi Perkotaan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar