Pendidikan
Karakter secara Terpadu Melaui Pembelajaran
Dalam pembelajaran dikenal yiga
istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran bersifat lebih umum, dan berkaitan dengan seperangkat asumsi
berkenaan dengan hakikat pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan rencana
menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis dan berdasarkan
pendekatan yang ditentukan.
Teknik pembelajaran adalah kegiatan
spesifik yang diimplementasikan dalam kelas atau laboratorium sesuai dengan
pendekatan dan metode yang dipilih. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa
pendekatan lebih bersifat aksiomatis, metode bersifat procedural, dan teknik
bersifat operasional (Abdul Majid, 2005). Meskipun demikian, beberapa ahli dan
praktisi sering kali tidak membedakan ketiga istilah tersebut secara tegas.
Sering kali, mereka menggunakan ketiga istilah tersebut dengan pengertian yang
sama.
Pendidikan karakter yang terpadu
dalam pembelajaran merupakan pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran
akan pentingnya nilai-nilai, dan internalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah
laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.
Kegiatan pembelajaran bertujuan
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yan ditargetkan. Serta,
dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari atau peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai dalam bentuk perilaku.
Dalam struktur kurikulum SMP, pada
dasarnya setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan
karakter. Secara substantive, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang
terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Kedua mata pelajaran tersebut
secara langsung mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan
peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan
karakter pada mata-mata pelajaran mengarah pada internalisasi nilai-nilai dalam
tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian.[1]
Untuk madrasah dengan muatan local yang diajarkan secara maksimal, pendidikan
karakter mempunyai medan teramat luas. Sehingga, karakter anak didik di
madrasah seharusnya lebih dinamis, kreatif, dan inovatif.
Sumber : Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Hal. 58.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar