Minggu, 25 Desember 2016

Filsafat Islam



Filsafat Islam

            Islam dengan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad. Dalam perjalanan yang demikian panjang terdapat 5 abad perjalanan yang menakjubkan dalam kegiatan pemikiran filsafat., yaitu antara abad ke-7 hingga abad ke-12. Dalam kurun waktu lima abad itu para ahli pikir Islam merenungkan kedudukan manusia di dalam hubungannya dengan sesame, dengan alam, dan dengan Tuhan, dengan manggunakan akal pikirnya. Mereka berpikir secara sistematis dan analitis serta kritis sehingga lahirlah para filsuf Islam yang mempunyai kemampuan tinggi karena kebijaksanaannya.
          Dalam kegiatan aliran filsafat tersebut, terdapat dua macam (kekuatan) pemikiran berikut.
1.      Para ahli pikir Islam berusaha menyusun sebuah system yang disesuaikan dengan ajaran Islam.
2.      Para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-soal ketauhidan.
            Para ahli pikir Islam dan para ulama terseut menggunakan instrument atau alat filsafat untuk membela dan membentengi tauhidnya. Para ahli pikir mencoba memberikan suatu kesimpulan yang tidak bertentangan dega dasar ketauhidan. Dari sekian banyak ulama Islam ada, yang keberatan terhadap pemikiran filsafat Islam (pemikiran filsafat yang berdasarkan ajaran Islam), tetapi ada juga yang menyetujuinya.
            Ulama yag berkeberatan terhadap pemikiran filsafat (golongan salaf) berpendapat bahwa “adanya pemikiran filsafat dianggapnya sebagai bid’ah dan menyesatkan. Al-Quran tidak untuk diperdebatkan, dipikirkan, dan ditakwilkan menurut akal pikir manusia, tetapi Al-Quran untuk diamalkan sehingga dapat dijadikan tuntunan hidup di dunia dan di akhirat.”
            Ulama yang tidak berkeberatan terhadap pemikiran filsafat (yang mempunyai pendapat bahwa filsafat sagat membantu dalam menjelaskan isi dan kandungan Al-Quran dengan penjelasan yang dapat diterima oleh akal pikir manusia. Di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menekankan pentingnya manusia untuk berpikir tentnag dirinya sendiri, tentang alam semesta untuk mengimani Tuhan Sang Pencipta.”


Sumber : Asmoro Achmadi. (2009). Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm. 97.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar