Senin, 26 Desember 2016

Tujuan Pendidikan Karakter



Tujuan Pendidikan Karakter

            Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural social yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus (on going formation). Tujuan jangka panjang ini merupakan pendekatan dialektis yang semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ideal, melalui proses refleksi dan interaksi secara terus-menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil langsung yang dapat dievaluasi secara onjektif.[1]
            Pendidikan karakter juga yang bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan siswa didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
            Pendidikan karakter paad tingkatan institusi, mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan symbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah terdapat di mata masyarakat luas.
            Tujuan mulai pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada prestasi anak didik. Menurut Suyanto. Ada beberapa penelitian yang menjelaskan dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini dterbitkan oleh sebuah Buletin Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.
            Dalam buletin tersebut, diuraikan bahwa hasil studi Marvin Berkowitz dari University of Missouri, St. Louis menunjukan adanya peningkatan motivasi siswa dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.
            Hal it sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat. Menurutnya, 80% keberhasilan seseorang di masyarakat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Beberapa Negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di Negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak posistif pada pencapaian akademis. Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai leluhur bangsa dan agama.[2]
            Internalisasi pendidikan karakter ini semakin tidak langsung akan menjadi kekuatan untuk menyeleksi dan memfilter setiap tantangan yang datang dari luar, baik berupa budaya Barat, nilai-nilai masyarakat, dan pemikiran-pemikiran yang setiap lalu lalang dihadapan manusia lewat media cetak maupun elektronik. Perang pemikiran, kebudayaan, ekonomi, moral, dan nilai terjadi begitu dasyat di era kompetisi terbuka sekarang ini, sehingga dibutuhkan individu dan masyarakat yang tangguh dan konsisten menjalani nilai-nilai suci dan agung yang diyakininya. Ia kana menjadi figure transformator yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk melestarikan dan memperjuangkan nilai-nilai agung yang diyakini kebenarannya, serta dinamis dan progresif dalam mengembangkan nilai-nilai tersebut sehingga senantiasa relevan dengan tantangan kekinian yang membutuhkan proses adaptasi, kontekstualisasi, dan revitalisasi secara terus-menerus. Pendidikan karakter menjadi sangat penting karena posisinya strategis dalam memompa semangat manusia dalam melestarikan dan memperjuangkan nilai-nilai agung tersebut.

Sumber : Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Hal. 42.


[1] Doni Koesoema A., Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Jakarta: Grasindo, 2010), hlm. 135.
[2] Dikdas.kemdiknas.go.id, yang diakses pada 3 juni 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar