Minggu, 25 Desember 2016

Jenis-Jenis Pendidikan Karakter



Jenis-Jenis Pendidikan Karakter

            Ada empat jenis karakter yang selama ini dikenal dan dilaksanakn dalam proses pendidikan. Berikut keempat jenis karakter tersebut:
1.      Pendidikan karakter berbasis nilai religious, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi ,moral).
2.      Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi lingkungan).
3.      Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).
4.      Pendidikan karakter berbasis potensi diri; yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).
            Pendidikan karakter berbasis potensi diri adalah proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya upaya secara sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik agar mereka mampu mengatasi diri melalui kebebasan dan penalaran serta mengembangkan segala potensi diri yang dimiliki anak didik.
            Pendidikan karakter berbasis potensi diri memiliki beberapa kelebihan. Berikut beberapa kelebihan tersebut.
a.       Proses kegiatan pendidikan karakter berbasis potensi dilakukan dengan segala daya upaya. Artinya, dalam proses pendidikan karakter berbasi potensi diri, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar yang menyampaikan materi pengajaran, tetapi ia juga bertindak sebagai inspirator, inisiator, fasilitatir, mediator, supervisor, evaluator, teman (friend) sekaligus pembimbing (counselor), lebih matang (older), otoritas akademik (authority in field), pengasuh (nurturer), dan sepenuh hati dengan cinta dan kasih saying (devoted).
b.      Anak didik mampu mengatasi diri. Artinya, ia mampu bersikap mandiri, mampu mengatasi segala problem keuangan, perkuliahan, kesehatan, pribadi (emosi), keluarga, pengisian waktu senggang, agama dan akhlak, perkembangan pribadi dan sosial, memilih pekerjaan, serta persiapan untuk keluarga melalui kebebasan dan penalaran.
c.       Kebebasan merupakan suatu kondisi dan situasi merdeka. Tidak ada tekanan dari siapa pun dan dari pihak mana pun. Bebas menyatakan pendapat, menentukan pilihan, berpikir, melakukan aktivitas, berkreasi, dan berkeyakinan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara, serta tidak merugikan siapapun.
d.      Penalaran. Ini merupakan kemampuan untuk berpikir yang benar dan teruji kebenarannya, yaitu kemampuan berpikir logis dan anlitis. Berpikir logis merupakan kemampuan menggeneralisasikan pernyataan-pernyataan khusus (logika induktif melalui pengamatan empiris) atau menyimpulkan pernyataan umum atau khusus (logika deduktif melalui cara berpikir rasional).
e.       Segala potensi anak didik. Artinya, setiap anak didik bersifat unik. Mereka memiliki potensi terpendam. Dalam proses pendidikan karakter, semua potensi yang dimiliki anak didik digali dan diberdayakan untuk bekal hidup mereka. Potensi diri dimiliki oleh setiap manusia normal. Potensi diri sangat banyak, yang antara lain etos belajar, idealisme pendidikan, mind mapping (penataan informasi agar mudah diakses), multiple intelligence (kecerdasan ganda), public speaking (keterampilan berbicara di depan umum), effective thinking (pola berpikir efektif), editing (penyuntingan karangan), brainstorming, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe komprehensif (MPKTK), sinergi pemberdayaan potensi mahasiswa, lesson study (pengamatan pembelajaran di kelas), serta information and communication technology (ICT).[1]
            Jenis-jenis pendidikan karakter ini menjadikan pendidikan senantiasa hidup di level individu, sosial, lingkungan, peradaban, dan agama. Keempat level ini akan menyempuranakan dan lesesatkan idividu ke jalur kemenangan dahsyat yang tidak diprediksi sebelumnya, karena mengalami lompatan luar biasa dalam hidupnya. Maka, pilar-pilar pendidikan karakter ini harus didayagunakan secara keseluruhan.

Sumber : Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press. Hal. 64.


[1] D. Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri; Mendongkrak Kualitas Pendidikan (Yogyakarta: Pelangi Publishing, 2010), hlm. 2-4.

1 komentar: