Minggu, 25 Desember 2016

KOTA DAN PENGANGGURAN



KOTA DAN PENGANGGURAN

A.    Pengantar
            Pengangguran merupakan permasalahan yang sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. Berbagai cara untuk mengatasi permaslahan ini sudah ditempuh oleh pemerintah, tetapi masalah ini masih terus ada dan berkembang.
B. Pengertian Pengangguran
            Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indicator ketenaga-kerjaan, pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, nekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang berusaha mendapatkan pekerjaan. Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang memengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan rekanan psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering di bicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja (N. Gregory Mankiw, 2003: 150).
            Ada beberapa pengertian tentang pengangguran yang dikemukakan oleh paara ahli, yaitu sebagai berikut.
1.      Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai keadaan seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force), tetapi tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan (Muana Nanga, 2005: 253).
2.      Sadono Sukirno (2011: 59) mengatakan bahwa pengangguran adalah keadaan seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya. Oleh karena itu, seseorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
            Beberapa factor yang memengaruhi tingkat pengangguran, sebagaimana penjelasan Muana Nanga (2005: 26) adalah sebagai berikut.
1.      Tingkat upah; memegang peranan yang sangat besar dalam kondisu ketenagakerjaan. Tingkat upah yang berlaku akan memengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja.
2.      Teknologi; penggunaan teknologi yang tepat guna akan mengurangi permintaan tenaga kerja sehingga akan meningkatkan jumlah pengangguran.
3.      Produktivitas; peningkatan produktivitas tenaga kerja akan mengurangi permintaan tenaga kerja dan hal ini akan meningkatkan jumlah pengangguran.
4.      Fasilitas modal memengaruhi permintaan tenaga kerja melalui dua sisi. Pengaruh substitusi ketika bertambahnya modal akan mengurangi permintaan tenaga kerja. Pengaruh komplementer, yaitu bertambahnya modal akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk mengelola modal yang tersedia.
5.      Struktur perekonomian; perubahan struktur ekonomi menyebabkan penurunan tenaga kerja, terutama tenaga kerja anak dan tenaga kerja tidak terdidik.
            Menurut Zainab Bakir dan Cris Maning (1984: 35) untuk mengelompokkan pengangguran perlu diperhatikan dimensi-dimensi yang berkiatan dengan pengangguran, yaitu:
1.      Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan);
2.      Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja ingin bekerja lebih lama);
3.      Produktivitas (kurangnya produktivitas disebabkan oleh kurangnya sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan).

B.     Penyebab Terjadinya Pengangguran
            Beberapa factor yang berkaitan terjadinya pengangguran, sebagaimana dijelaskan oleh Yesmil Anwar dan Adang (2013: 268) adalah sebagai berikut.
1.      Inflasi. Kenaikan upah yang terjadi akibat inflasi akan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerjanya dalam rangka minimalisasi biaya produksi karena upah pekerja termasuk dalam biaya produksi. Selain itu, inflasi juga mengakibatkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat yang akan mengalami kesulitan untuk memenuhi segala kebutuhannya sehingga akan mendorong terjadinya kenaikan upah.
2.      Pertumbuhan Ekonomi. Petumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat bertambah. Akan tetapi, dalam mencapai pertumbuhan yang tinggi terdapat hambatan-hambatan. Hambatan utama yang dihadapi Negara sedang berkembang adalah keterbatasan dana untuk melaksanakan kegiatan pembangunan di negaranya, kualitas input tenaga, yaitu keterampilan, pengetahuan, dan disiplin angkatan kerja yang kurang, serta teknologi yang tertinggal.

C.    Jenis-jenis Pengangguran
            Berdasarkan penyebabnya, pengangguran dapat dibagi empat kelompok (Sadono Sukirno, 2011: 328-331), yaitu sebagai berikut.
1.      Pengangguran Friksional atau Transisi, yaitu pegangguran yang timbul karena adanya perubahan dalam syarat-syarat tenaga kerja yang terjadi karena perkembangan perekonomian.
2.      Pengangguran Struktural, yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan dalam struktur pasar tenaga kerja sehingga terjadi ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.
3.      Pengangguran Alamiah, yaitu pengangguran yang terjadi pada kesempatan kerja penuh atau tingkat pengangguran ketika inflasi yang diharapkan sama dengan tingkat inflasi actual.
4.      Pengangguran Konjungtur dan Siklis, yaitu pengangguran agregatif efektif lebih kecil dibandingkan dengan penawaran agregat.
            Menurut Muana Nanga (2005: 56), jenis pengangguran dinegara-negara sedang berkembang dapat pula dibedakan sebagai berikut.
1.      Pengangguran Terselubung terjadi karena jumlah tenaga kerja sangat berlebihan. Pengangguran terselubung banyak ditemukan di negaraberkembang, terutana di sector pertanian.
2.      Pengangguran musiman banyak ditemukan disektor pertanian di Negara sedang berkembang. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu tertentu di dalam waktu 1 tahun.
Sadono Sukirno (2011: 328-331) mengatakan bahwa berdasarkan cirinya, pengangguran dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1.      Pengangguran musiman, yaitu keadaan seseorang menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek.
2.      Pengangguran terbuka, pengangguran yang terjadi karena pertambahan lapangan kerja lebih rendah daripada pertambahan pencari kerja.
3.      Pengangguran tersembunyi, pengangguran yang terjadi karena jumlah pekerja dalam satu kegiatan ekonomi lebih besar dari yang diperlukan agar dapat melakukan kegiatannya dengan efisien.
4.      Setengah menganggur, yaitu pekerja yang jam kerjanya di bawah jam kerja normal (hanya 14 jam sehari) disebut juga underemployment.

D.    Hubungan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Pengangguran
            Indikasi keberhasilan pembangunan suatu Negara atau wilayah yang banyak digunakan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk lingkup nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk lingkup wilayah. Selain dipengaruhi oleh factor internal pertumbuhan ekonomi di suatu Negara juga dipengaruhi oleh factor eksternal, terutama setelah era ekonomi yang semakin mengglobal.. secara teori, setiap peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran.
E.     Dampak (Akibat) Pengangguran
            Menurut Muana Nanga (2005: 64), dampak yang ditimbulkan akibat pengangguran adalah sebagai berikut.
1.      Dampak pengangguran terhadap perekonomian
a.       Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang dicapai karena pengangguran menyebabkan pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai lebih rendah dari pendapatan nasional potensial.
b.      Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang sehingga akan menghambat pembangunan.
c.       Pengangguran tidak menggalakkan perekonomian karena menyebabkan perusahaan kehilangan keuntungan dan tidak akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi.
2.      Dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat
a.       Hilangnya mata pencaharian dan pendapatan;
b.      Hilangnya keterampilan;
c.       Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
            Menurut Sadono Sukirno (2011: 541) beberapa akibat buruk dari pengangguran dapat dibedakan dalam dua aspek berikut.
1.      Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian
a.       Masyarakat tidak memaksimumkan tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya;
b.      Pendapatan pajak pemerintah berkurang;
c.       Tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
2.      Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat.
a.       Menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan;
b.      Menyebabkan kehilangan keterampilan;
c.       Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
F.     Strategi dan Program Penanggulangan Pengangguran
            Beberapa strategi serta program yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi pengangguran adalah sebagai berikut.
1.      Strategi Penguatan Sisi Permintaan Tenaga Kerja
            Strategi ini bertujuan untuk mengimbangi penawaran tenaga kerja yang pertumbuhannya relatif tinggi. Penguatan sisi permintaan diharapkan dapat mempercepat perluasan kesempatan kerja melalui perluasan investasi.
2.      Strategi Sisi Penawaran Tenaga Kerja
            Stategi ini dijalankan melalui program berikut: (1) pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengendalian kelahiran, kematian, dan mobilitas penduduk; (2) pengembangan keterampilan pencari kerja dengan perluasan pendidikan kewirausahaan dan bahasa asing, termasuk di dalamnya Pengembangan Tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT), melanjutkan program Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) dan lainnya; (3) pengembangan kluster penganggur untuk meningkatkan efektivitas berbagai program pelatihan untuk para penganggur; (4) pengembangan berbagai program pelatihan pencari kerja dengan pendanaan berbasis partisipasi masyarakat dalam upaya mengubah mindset masyarakat terhadap penganggur bahwa tanggung jawab penganggur adalah tanggung jawab bersama dan perlu pendekatan manusiawi dan berbudaya dalam penyelesaiannya.
3.      Strategi Pengembangan Pasar Kerja
            Strategi ini diharapkan mampu menjembatani secara efektif kebutuhan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Beberapa program dapat dilakukan, diantaranya pengembangan informasi tenaga kerja, pengendalian dan pembinaan penyalur tenaga kerja, dan penataan kinerja lembaga penyalur tenaga kerja.


Sumber Buku : Dr. Adon Nasrullah Jamaludin, M.Ag. 2015. Sosiologi Perkotaan. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 317.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar