Senin, 26 Desember 2016

Sumber-sumber al-Hikmah al-Muta’aliyah Mulla Sadra



Sumber-sumber al-Hikmah al-Muta’aliyah Mulla Sadra

Sumber pertama yang mesti diperhatikan adalah al-Qur’an. Bisa dibilang bahwa Mulla Sadra merupakan figur yang mumpuni kemampuannya dalam mengungkapkan makna batin dari ‘bidang’ ini. maka dari itu di setiap karyanya selalu sarat akan cahaya dari al-Qur’an. Sumber kedua adalah Hadist yang bagi Sadra tidak kalah pentingnya dari al-Qur’an, karena Hadist pun memiliki tingkatan-tingkatan makna yang bersifat esoterik semacam al-Qur’an. Menariknya, Sadra tidak hanya membatasi diri pada hadist Syi’ah, namun ia juga kerap mengambil sumber dari hadist Sunni, seperti Ibnu Abbas. Setelah Hadist, sumber lainnya adalah perkataan para Imam Syi’ah. Sumber selanjutnya adalah kalam Syi’ah maupun Sunni. Dari kalam Syi’ah, Sadra mendasarkan sumber utamanya pada karya Nasr al-Din al-Tusi yang berjudul Tajrid al-‘Aqa’id. Begitu juga dengan kalam Syia’ah Isma’iliyah. Sedangkan sumber yang bersal dari kalam Sunni, terdiri dari pandangan-pandangan Asy’ariyah dan Mu’tazilah.
Sumber lain yang tidak kalah utamanya adalah, tradisi Peripatetik, yang dimulai dari al-Farabi (karyanya yang berjudul Fusus al-Hikam), Abu Hasan al-‘Amiri (al-Amad ‘ala al-Abad), Ibn Sina (Sadra mengenal karya-karyanya, mulai dari al-Syifa, al-Najat, al-Mabda’ wa al-Ma’ad, Risalah fi al-‘Isyq, ‘Uyun al-Hikmah, dan Ta’liqat dan Mubahasat), Bahmanyar (murid Ibn Sina), Abu al-Abbas al-Lukari, Abu al-Barakat al-Bagdadi (Kitab al-Mu’tabar), Nasir al-Din al-Tusi (Syarh al-Isyarat, Risalat al-Islam, dan Mulakhakhas), Qutb al-Din al-Syirazi (penulis Durrah al-Taj, Dabiran Katibi al-Qazwini (penulis Hikmah al-‘Ain), Asir al-Din al-Abhari (pengarang Kitab al-Hidayah), Sadr al-Din Dasytaki, dan Giyas al-Din Mansur Dasytaki.
            Aliran Iluminasi pun menjadi sumber lainnya, terkhusus dari tokoh utamanya yaitu, Suhrawardi (Talwihat, Mutarahat, Hayakil al-Nur), Qutb al-Din al-Syirazi, Jalal al-Din Dawwani dan Ibn Turkah. Terdapat pula tradisi Sufisme yang menjadi sumber dari pemikiran Sadra, mulai dari: Abu Talib al-Makki (Qut al-Qulub), al-Haarawi (Manazil al-Sa’irin), Abu Hafs al-Suhrawardi (‘Awarif al-Ma’arif), al-Gazali (Ihya’ Ulum al-Din), ‘Ain al-Qudat al-Hamadani (Zubdad al-Haqa’iq), ‘Ala al-Daulah Simnani, Jalal al-Din Rumi (Masnawi), Ibn ‘Arabi, Dawud al-Qaisari (murid Ibn ‘Arabi), Hamzah Fanari (murid Ibn ‘Arabi pula). Kemudian, yang terakhir, guru Mulla Sadra sendiri yaitu Mir Damad (Qabasat), dan Syaikh Baha’i.


Sumber Buku : Dr. Syaifan Nur, M.A.. 2002. Filsafat Wujud Mulla Sadra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 106.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar