Pemikran
Filsafat Indonesia
Maksud
pemikran filsafat Indonesia adalah pemikiran filsafat yang diperuntukkan dalam
atau sebagai landasan hisup bangsa Indonesia. Setiap manusia tentu menginginkan
hidupnya dalam keadaan baik, sejahtera, dan bahagia. Banyak orang yang tidak
mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu system
pemikiran yang sesuai dengan hakikat manusia dan hakikat kehidupannya. Manusia
akan kehilangan sebagian kehidupannya apabila hidupnya tidak atau tanpa suatu
system pemikiran yang digunakan dalam tujuan kehidupan sehingga hidupnya akan
mengalami kepincangan, selanjutnya akan mengalami kekecewaan hidup.
Untuk
itu, perlu sekali adanya suatu system pandangan hidup yang di dalamnya terdapat
keselarasan atau keharmonisan antara antara hakikat pribadi manusia Indonesia
dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan, kebahagiaan, dan
ketentraman. Maksud hakikat pribadi dalam kedudukannya sebagai manusia
Indonesia adalah sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan.
Untuk mencapai kesejahteraan, kebahagiaan, dan ketentraman seseorang harus
mengupayakan dengan tiga cara keselarasan atau keharmonisan, yaitu:
a.
Selaras atau
harmonis dengan dirinya sendiri;
b.
Selaras atau
harmonis dengan (terhadap) pergaulan sesame manusia, dan lingkungan
kehidupannya.
c.
Selaras atau
harmonis dengan (terhadap) Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ketiga
keselarasan atau keharmonisan tersebut merupakan harmoni yang mutlak adanya, di
mana di dalamnya tidak terdapat lagi pertentangan satu sama lainnya (harmoni
sempurna). Dengan demikian, system pemikirans seperti di atas diharapkan akan
membawa pada suatu bentuk manusia Indonesia yang diwarnai dan sekaligus
mengarah “pergaulan hidup” (bukannya “perjuangan hidup”). System pemikiran
tersebut juga diharapkan dapat dijadikan sebagai motor penggerak setiap
tindakan dan perbuatan manusia Indonesia.
Suatu
pemikiran filsafat yang implementasinya sebagai suatu pandangan hidup bagi
setiap orang Indonesia mempunyai peranan yang penting, yaitu apabila seseorang
tidak mempunyai pandangan hidup niscaya hidupnya tidak mengarah.
Bagi
bangsa dan rakyat Indonesia tidaklah demikian, karena manusia-manusia Indonesia
mempunyai kedudukan sebagai makhluk Tuhan. Karena hidup ini tidak hanya
diperuntukkan di dunia, akan tetapi juga untuk akhirat (kehidupan setelah
kehidupan dunia). Dimensi keakhiratan inilah yang mengharuskan manusia
Indonesia untuk mendasarka pada suatu system pandangan hidup yang selaras atau
harmoni, tidak bertentangan, dan sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk
Tuhan.
Jadi,
pandangan hidup model Indonesia mempunyai dimensi yang berakar keselarasan atau
keharmonisan dengan hakikat kedudukan kodrat manusia, yang implementasinya
berupa asas kekeluargaan dan asas kehidupan yang diridai Tuhan.
Sumber
: Asmoro Achmadi. (2009). Filsafat Umum.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm. 108.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar